Senin, 30 Januari 2012

untuk kamu yang pernah jungkir balik dari ayunan

0 comments
Dear Kiting..

Apa kabarmu hari ini? Hahhaha klasik banget ya. Yap, gak afdhol kalo pembukaan surat gak pake nanya-nanya kabar. Di buku Bahasa Indonesia aja disarankan menulis surat itu ada 3 unsur penting, pembukaan, isi dan penutup (sedikit ngajarin gak apa-apa kan ting?).

Btw, kamu masih inget aku gak? Si unyu yang pernah bikin kamu jungkir balik dari ayunan waktu kita TK dulu. hahaha. Ah, aku yakin kamu pasti masih inget aku, secara, aku yang buat kamu nangis-nangis lebay (padahal kan kamu cowok, kok kamu nagis sih?) trus kabur gitu aja. Hahahaha, lewat surat ini aku minta maaf yang sebesar-besarr nya. Maaf ya, kalo waktu itu kabur. Benar-benar gak bertanggung jawab. Tapi itu kejadiannya bertahun-tahun yang lalu loh, mmmm si unyu ini udah gak senakal dulu kok, udah gak segalak dulu. Sekarang si unyu semakin tambah unyu. hehehe. Sedikit narsis boleh kan ting?

Itu pertamakalinya aku tau kamu loh ting, berawal dari ayunan maut, trus berlanjut. Eh, gak taunya kita satu SD, trus ternyata ibuku sama ibu kamu temenan. Wah dunia ini memang sempit ya. 

Oh iya ting, aku lagi ikutan proyek #30harimenulissuratcinta nih, dan tema hari ini Surat cinta untuk cinta masa kecil (ya kira-kira begitulah temanya). Kamu pasti heran kok aku nulisnya buat kamu. Kamu jangan kegeeran dulu yu, jangan terus tebang gara-gara tau aku nulis surat cinta buat kamu nanti atap rumahnya jebol -_-

Oke, akan aku jelaskan disini, sebenernya aku itu gak suka-suka banget sama kamu, tapi karena pas SD temen-temen kita selalu ngeledekin kita, lama-kelamaan bunga-bunga merah jambu itu mulai tumbuh. sssssaaahhh aku sekarang jadi agak puitis nih. hehehe.

Kamu kan tau sendiri kalo suku kata terakhir dari nama belakang kita itu sama, jadi kalo temen-temen manggil dengan suku kata terakhir itu, pasti kita berdua sama-sama nengok. Nengoknya itu barengan lagi, kaya yang di pilem-pilem itu ting, lucu ya.Trus, dari situ mereka suka iseng manggil-manggil, pas aku nengok eh dengan muka sok lugunya mereka bilang "yeee aku gak manggil kamu kok" trus gitu juga sebaliknya. Kamu nengok dan mereka bilang kalo mereka manggil aku. Hih, anak-anak SD ini memang ngeselin ya, kecuali aku :D Dari situ ting, mereka suka jodoh-jodohin kita, kamu tau sendirilah gimana gaya ledek-meledeknya anak SD, gak akan berenti kalo sasarannya belum nangis. Nah, masalahnya itu ting, aku gak pernah nangis. malah kadang cuma ketawa-ketawa gak jelas. Dan teman-teman kita semakin menjadi. Kamu inget gak waktu SD ada singkatan 'CSI' kepanjangannya kamu pasti tau juga, 'Calon Suami Istri'. Huaaa apa-apaan itu, anak SD kok tau Suami-Istri. Nah itu, dulu mereka suka nulis-nulis gitu di berbagai buku sampe pernah juga ditulis dipapan tulis. Tapi aku tetep BIASA AJA. Gak ada reaksi. Nah dari situ ting, Kelamaan diledekin kan pasti kepikiran juga. Dan setelah itu kemudian rasa-rasa itu mulai bermunculan. huahahahaha. Cinta monyet semonyet monyetnya. Itu kita masih sekitar kelas 2 atau 3 SD loh, bener-bener gak wajar.

Tapi, karena aku malu jadi aku stay cool aja. Temen mau geledekin kaya apa juga aku cuma cengar-cengir, mesam-mesem gak jelas. Kamu jangan Geer dulu ting, itu cuma cinta-cintaannya anak SD. Ah, aku selalu pingin ketawa kalo inget kelakuan waktu SD dulu.

Eh, tapi aku tau loh kalo dulu kamu pernah suka sama aku. Hahahaha, jangan sok gak ngaku deh ting, waktu itu kita kelas 4 SD, terus di buku kamu ada nama aku trus ada puisinya gitu, waktu aku tanya, kamu bilang itu tulisan kakak kamu, walaupun aku ini masih kecil, masih lugu dan masih imut, tapi aku ini gak gampang ke tipu. Aku tau itu tulisan kamu, secara tulisan kamu itu seguede-guede gajah dan berantakannya amit-amit. waaa frontal banget ya. Hahhaha maap ting, maap :D Sekarang udah berubah belum tulisannya? Pasti udah kan? Udah punya pacar banyak masa tulisan aja belum berubah. (loh apa hubungannya??)

Setelah aku amati kok surat 'cinta'nya ini semakin gak jelas ya ting. Tapi ya sudahlah namanya juga lagi tahap pembelajaran.

Btw, kamu sekarang kuliah dimana? kok gak pernah ada kabar? Kalo kamu punya twitter pasti kamu aku mention buat baca surat ini, tapi berhubung kamu gak punya twitter kamu bacanya kapan-kapan aja ya, Kalo kamu main-main di blog aku. hihihihi.

Dari siunyu yang semakin hari semakin unyu.

#30harimenulissuratcinta
hari ke-18

Rabu, 25 Januari 2012

Terimakasih untuk masa kanak-kanak yang indah

0 comments
Hari ini Bandar Lampung cerah berawan. Sudah sering ku bilang, kalau cuaca juga bisa galau. Pagi cerah langit biru, lalu sorenya hujan angin menyapu seluruh jalan. Tetapi tidak masalah untukku yang sedang menikamati masa hibernasi. Berdiam diri didalam rumah tentu jauh menyenangkan.

Omong-omong tentang hujan, aku punya banyak cerita dengan dan tentang hujan. Pada dasarnya aku suka bau tanah sehabis hujan. Itu seolah mengingatkanku tentang seseorang yang menempati tempat khusus dihatiku. Hari ini, ku tulis surat khusus untuknya.

***

Teruntuk seseorang yang selalu mengisi hari kanak-kanakku.

Nenek, apa kabar? Sudah 10 tahun kita tak berjumpa. Nenek, apa kau merindukan aku seperti aku merindukanmu?
Nenek,  setiap hujan aku selalu teringat tentang dongeng-dongeng masa kecilku yang selalu kau bacakan sebelum tidur. Nenek, 10 tahun terakhir ini, apa kau merasa bahagia disana?

Aku ingat bagaimana pertemuan terakhir kita berakhir menyedihkan. Nenek, saat itu aku tidak mengangis, bukan karena aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Saat itu aku mengingat semua yang pernah kau katakan padaku dulu "Jangan menangis hanya karena kau kehilangan seseorang. Masih banyak orang yang tidak mau kehilangan dirimu". Nenek, kau benar-benar orang tua yang hebat.

Saat kaki dan tangan kananmu tak mampu digerakkan karena stroke, kau masih mampu memasak sarapan pagi untukku. Walau kamu tahu, aku lebih sering tidak memakannya karena terburu-buru, tapi kau masih bandel dan bersikeras untuk terus memasak.
Aku masih ingat saat pertama kali aku mencuci piring. Waktu itu aku memecahkan gelas, dan kau bilang "tidak apa-apa, tidak ada yang sempurna pada kesempatan pertama".

Nenek, saat kau pergi menghadap sang kuasa, aku memang tidak mengangis bahkan sampai jasadmu tertimbun tanah, tetapi kau harus tahu kalau selama berbulan-bulan aku berusaha menahan tangisku agar tidak pecah.
Apalagi, saat pulang sekolah, tak ada satu orangpun dirumah dan aku terpaksa menunggu diteras sampai ibu pulang. Saat itu rasanya aku ingin mengangis sekencang-kencangnya. Biasanya, saat pulang sekolah aku melihatmu duduk diteras sambil tertawa menyapa orang-orang yang lewat, tetapi setelah kau pergi aku yang duduk dikursi teras itu menunggu ibu pulang. Kau tahu, saat itu aku baru merasa sangat kehilangan dirimu.

Nenek, tahukah kamu, bertahun-tahun setelah itu perlahan aku mulai melupakanmu, ah aku merasa seperti cucu yang durhaka. Aku bahkan seolah tak ingin mengingatmu. Tapi nek, 10 tahun berlalu, walau aku kadang melupakanmu, bukan itu maksudku. Walau tak pernah terlihat sebenarnya aku selalu merindukanmu. Aku menyayangimu. Benar-benar menyayangimu.

Nenek, aku selalu berdoa kau mendapat tempat yang layak disisinya. Nenek, sekarang aku bukan gadis kecil yang suka merengek meminta uang jajan tambahan darimu. Aku sudah 18 tahun sekarang. Nenek seperti harapanmu dulu, dan sesuai dengan arti namaku yang kau berikan padaku, aku akan berusaha menjadi orang yang bermanfaat. Setidaknya aku tidak lagi merepotkan banyak orang. Nenek, terimakasih telah menjadi sosok penting dalam hari kanak-kanakku.

#30harimenulissuratcinta
Hari ke-13
-aymagochi-

Sebuah surat dari langit senja itu

0 comments
Diufuk barat mentari perlahan pergi. Teriring senja, merah mentari masih tersisa. Langit merekah bagai tak mau kehilangan mahkota.

Sungguh indah pemandangan senja itu. Senyumku bahkan tak mau pergi. Bukan hanya karna mentari, tetapi juga karna ada kamu di depanku.

Kamu yg sejak hari itu memenuhi pikiranku. Melihatmu tersenyum dan tertawa lepas membuat aku tak bisa berkata apa-apa. Speechless, kalau kata orang barat bilang.

Aku bahkan tak mampu menatap matamu saat kamu berbicara padaku, kamu tahu kenapa? Karna aku takut kamu bisa membaca pikiranku. Bukankah, mata tak bisa berbohong? Aku tidak tau pasti apa yg terjadi denganku. Aku bahkan tak ingin memastikannya. Aku bahkan terlalu takut untuk sekedar mengakuinya.

Terekam jelas saat pertama kali aku melihatmu. Kamu tahu, saat itu aku benar-benar tak tahu apa yang terjadi padaku.Melihatmu, membuat waktu seolah berhenti, melihatmu aku seperti melihat seseorang yang sudah lama aku cari.

Dari sudut strategis itu aku pertama kali melihatmu. Aku lupa tanggal berapa. Seingatku hari itu, hari terpenting dalam sejarah kehidupanku. Tidak perlu aku perjelas. Karna aku tidak ingin membuatnya menjadi jelas.

Aku melihatmu sekilas. Saat itu aku sedang terdiam. Memikirkan 'apakah ini memang tempat terbaik untukku?'
aku tidak begitu memperhatikan sosok di dekatku. Aku bahkan hanya tersenyum simpul sambil menyebutkan namaku kepada semua orang yg baru kukenal saat itu.
Dari sudut mataku aku melihatmu. Kamu tidak terlalu tampan, kamu biasa-biasa saja. Andhika Pratama bahkan jauh lebih tampan menurut kacamataku saat itu. Tapi, entah mengapa kehadiranmu saat itu benar-benar mengalihkan perhatianku. Sesekali aku mencuri pandang, mencuri dengar apa yang sedang kau bicarakan. kau tahu, aku bahkan tak pernah seperti itu sebelumnya. ah, kau benar-benar membuatku berbeda. Ada secercah harapan kecil saat itu, berharap kau mengulurkan tanganmu kepadaku dan menyebutkan siapa namamu. tapi kau tidak melakukan itu. Kamu tahu, aku sedikit kecewa. Setidaknya semua orang disini berebut memperkenalkan diri, seolah akulah presiden amerika yang baru mendarat di Indonesia. Kamu berbeda, Dan kamu benar-benar membuatku berbeda.

Kamu tahu, hari itu aku mencari tahu siapa namamu, aku tidak bertanya kepada siapapun tentang identitasmu. Aku tahu namamu dari daftar nama yang harus aku tandatangani. Kamu tahu, aku tersenyum kecil saat tahu siapa namamu. Ah, bahagia itu sungguh sederhana.


Sejak saat itu, bayang-bayangmu terus berputar mewarnai hari-hariku. Kamu tahu, setiap aku melihat bayanganmu secara spontan aku langsung menoleh, seakan sensor motorikku peka dengan kehadiranmu.

Dan malam ini, saat memori otakku berputar kemasa-masa itu, aku merasa ada sesuatu yang salah denganku. Banyak kata-kata berputar diseluruh kepalaku, tapi tak ada satu katapun yg mampu terucap.Semuanya, masih tentang kamu. Kamu yg tersenyum di senja yg indah itu. Ah, kenapa masih wajahmu yg memenuhi kepalaku, bukan wajah Lee min hoo atau Taylor Lautner saja? Jelas-jelas mereka lebih tampan dari kamu.Tetapi, kenapa harus kamu?

Semakin aku bertanya semakin aku tak mampu berkata-kata.
Kata afgan, wajahmu mengalihkan duniaku.
Ahhhh apa-apaan ini. Wajahmu bahkan menghiasi mimpiku. Aku benar-benar hampir gila.

Saat berpapasan kita bahkan tak saling menyapa.
Walaupun aku ingin sekali tersenyum untuk sekedar bilang 'selamat pagi', tapi semakin aku ingin menyapa, semakin mulut ini terkunci. Ah semua ini benar benar membuatku hampir gila. Dan kamu penyebab utamanya. 

Untukmu, seseorang yang selalu aku ingat dikala senja dan kala malam menjelang, aku terlalu malu untuk berterus terang padamu, aku juga sudah bilang kalau aku juga terlalu malu untuk menyapamu, aku tulis surat ini untukmu, walau aku tahu kamu tak akan pernah membacanya, tetapi setidaknya aku pernah menulis surat untukmu. Surat yang mungkin tak akan pernah tersampaikan. Demi senja yang indah ini, aku mengagumimu
 tanpa ada alasan tertentu.

gambar dari sini


#30harimenulissuratcinta
-Aymagochi-